Disusun oleh : Ustadz Said Yai Ardiansyah, Lc. MA
قَالَ فَبِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ١٦ ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ ١٧
Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur. (QS. Al-A’râf/7:16-17)
TAFSIR RINGKAS
Sebelum kedua ayat ini Allâh سبحانه وتعالى berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنٰكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنٰكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ لَمْ يَكُنْ مِّنَ السّٰجِدِيْنَ ١١ قَالَ مَا مَنَعَكَ اَلَّا تَسْجُدَ اِذْ اَمَرْتُكَ ۗقَالَ اَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُۚ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَّارٍ وَّخَلَقْتَهٗ مِنْ طِيْنٍ ١٢ قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُوْنُ لَكَ اَنْ تَتَكَبَّرَ فِيْهَا فَاخْرُجْ اِنَّكَ مِنَ الصّٰغِرِيْنَ ١٣ قَالَ اَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ ١٤ قَالَ اِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَ ١٥
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian, lalu Kami bentuk tubuh kalian, kemudian Kami katakan kepada para malaikat, ‘Bersujudlah kalian kepada Adam’, maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk orang-orang yang bersujud. Allâh berfi rman, ‘Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?’ Iblis pun menjawab, ‘Saya lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan saya dari api sedangdia Engkau ciptakan dari tanah.’ Allâh berfi rman, ‘Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sudah sepantasnya tidak menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orangorang yang hina.’ Iblis menjawab, “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan.” Allâh berfi rman, ‘Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.’ (QS. Al-A’râf/7:11-15)
Kemudian Allâh سبحانه وتعالى katakan, “Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat,” yaitu Engkau menjadikanku sebagai makhluk yang tersesat, “maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalanMu yang lurus,” yang dimaksud dengan ‘mereka’ adalah Nabi Adam dan keturunannya, dan yang dimaksud dengan ‘jalan-Mu’ adalah agama Islam. Karena Islam adalah jalan lurus yang bisa mengantarkan kepada ke-ridha-an Allâh سبحانه وتعالى .
“Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.” Iblis ingin mengepung manusia (dari segala penjuru) dan menghalangi mereka untuk menempuh jalan lurus ini, sehingga mereka tidak selamat dan binasa sebagaimana Iblis. “Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” Ini adalah perkataan Iblis kepada Allâh l yang menyatakan bahwa Engkau (ya Allâh) tidak akan mendapati sebagian besar dari anak Adam sebagai orang yang bersyukur kepadaMu dengan beriman, bertauhid dan taat kepadaMu karena usaha penyesatan yang akan saya lakukan.”1
Kemudian Allâh سبحانه وتعالى mengatakan:
قَالَ اخْرُجْ مِنْهَا مَذْءُوْمًا مَّدْحُوْرًا ۗ لَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ لَاَمْلَـَٔنَّ جَهَنَّمَ مِنْكُمْ اَجْمَعِيْنَ ١٨
Allâh berfi rman, ‘Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan isi neraka Jahannam dengan kalian semuanya.’ (QS. Al-A’râf/7:18)
PENJABARAN AYAT
Firman Allâh سبحانه وتعالى :
قَالَ فَبِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ
Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat,
Arti اَغْوَيْتَنِيْ adalah ( أَضَلْلَتني ) telah Engkau’/menjadikanku tersesat. Ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu ‘Abbâs c .2
Para Ulama berselisih pendapat dalam mengartikan potongan ayat ini. Di antara pendapat-pendapat yang disebutkan adalah sebagai berikut:
- Perkataan (فَبِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ ) di kalangan ahli bahasa Arab (Ahlun-nahwi) adalah sumpah (al-qasam). Dan sumpah di dalam bahasa Arab bisa menggunakan huruf bâ’ yang dikasrahkan ( بِ ( . Sehingga perkataan (فَبِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ) seperti perkataan ( فَبِإِغْوَائِكَ إِيَّايَ) yang berarti, “Demi perbuatan-Mu yang telah menjadikanku sesat.”
- Dia adalah pertanyaan, yang berarti, “Dengan alasan apa Engkau menjadikanku sesat?”
- Dia adalah alasan Iblis menyesatkan manusia, yang berarti, “Karena Engkau telah menjadikanku sesat.” Inilah yang banyak digunakan dalam al-Quran terjemahan di Indonesia.
- Dia adalah balasan atas perbuatan Allâh سبحانه وتعالى yang telah menjadikan Iblis sesat, yang berarti, “Sebagaimana Engkau telah menjadikanku sesat.”
- Dan disebutkan pendapat yang lainnya.3
Allâhu a’lam, pendapat pertama didukung dengan dalil dari al-Qur’an. Allâh سبحانه وتعالى berfi rman:
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ ٨٢
Iblis menjawab, ‘Demi kekuasaan-Mu! Aku akan menyesatkan mereka semuanya.’ (QS. Shâd/38:82)
Di dalam ayat ini Iblis bersumpah dengan kekuasaan atau keperkasaan Allâh سبحانه وتعالى .
BAGAIMANA MUNGKIN ALLÂH سبحانه وتعالى YANG MENJADIKAN IBLIS TERSESAT?
Mungkin ada yang bertanya, bagaimana mungkin Allâh سبحانه وتعالى menjadikan Iblis tersesat? Padahal Allâh سبحانه وتعالى tidak memiliki sifat kekurangan. Maka pertanyaan tersebut dij awab, bahwa kehendak (irâdah) Allâh l ada dua, yaitu: Irâdah Kauniyah dan Irâdah Syar’iyah. Irâdah Kauniyah adalah kehendak yang diinginkan oleh Allâh سبحانه وتعالى untuk terjadi di alam semesta, namun tidak mesti hal tersebut disukai oleh Allâh سبحانه وتعالى , sedangkan irâdah syar’iyah adalah keinginan yang Allâh sukai, namun hal itu tidak mesti terjadi. Semua ini terjadi karena hikmah dan keadilan Allâh سبحانه وتعالى . Allâh-lah yang maha mengetahui segala hikmahnya, jika kita tidak mengetahui hikmahnya dan Allâh Maha Adil dengan seluruh yang Allâh سبحانه وتعالى lakukan. Ini merupakan sifat Allâh l yang sempurna. Para hamba-Nyalah yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allâh سبحانه وتعالى , dan Allâh l tidak akan diminta pertanggungjawaban.
Oleh karena itu, Imam al-Qurthubi رحمه الله menegaskan hal ini di dalam tafsirnya4 . Beliau رحمه الله berkata:
Madzhab Ahlussunnah menyatakan bahwa Allâh سبحانه وتعالى yang telah menjadikannya tersesat dan menciptakan kekufuran pada dirinya. Oleh karena itu, dalam ayat ini perbuatan yang menjadikan Iblis sesat disandarkan kepada Allâh سبحانه وتعالى . Dan inilah yang benar. Tidak ada sesuatu apapun yang ada kecuali dia adalah ciptaan Allâh سبحانه وتعالى yang berasal dari kehendak Allâh l . Aliran al-Imâmiyah, al-Qadariyah dan aliran yang lain telah menyelesihi guru mereka, yaitu Iblis, yang mana mereka mentaati Iblis pada segala sesuatu yang dihiasi oleh Iblis untuk mereka, tetapi tidak mentaatinya di dalam permasalahan ini. Mereka berkata, “Iblis telah berbuat kesalahan. Dan dia memang sering salah, karena dia telah menyandarkan kesesatan kepada Rabb-nya. Maha suci Allâh dari hal tersebut.” Maka kita katakan kepada mereka (para pengikut aliran-aliran sesat tersebut), ‘Iblis (memang demikian), dia benar-benar sering berbuat kesalahan, lalu bagaimana pendapat kalian tentang perkataan Nabi yang mulia lagi ma’shûm (terjaga dari kesalahan), yaitu Nabi Nûh عليه السلام . Beliau عليه السلام telah berkata kepada kaumnya:
وَلَا يَنْفَعُكُمْ نُصْحِيْٓ اِنْ اَرَدْتُّ اَنْ اَنْصَحَ لَكُمْ اِنْ كَانَ اللّٰهُ يُرِيْدُ اَنْ يُّغْوِيَكُمْ ۗهُوَ رَبُّكُمْ ۗوَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَۗ
Dan tidaklah bermanfaat kepada kalian nasihatku jika aku hendak memberi nasihat kepada kalian, sekiranya Allâh hendak menyesatkan kalian. Dia adalah Rabb kalian, dan kepada-Nya-lah kalian dikembalikan. (QS. Hûd/11:34)
Firman Allâh l :
لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَۙ
Maka saya benar-benar akan (menghalanghalangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus.
Jika diterjemahkan secara makna perkata, maka terjemahan di atas adalah, “Saya akan benar-benar duduk untuk mereka di jalan-Mu yang lurus,” maksud duduk di jalan adalah terus-menerus berada di jalan tersebut untuk menghalangi mereka. Dan Ini adalah sumpah Iblis untuk menyesatkan manusia. Iblis benarbenar akan menghalang-halangi umat manusia untuk menuju jalan Allâh سبحانه وتعالى yang lurus.
Arti (صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَۙ) /jalan-Mu yang lurus adalah seluruh jalan menuju kebenaran dan keselamatan sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir رحمه الله . 5
Disebutkan dalam beberapa tafsir tentang arti potongan ayat ini, akan tetapi tafsir yang tepat adalah sebagaimana yang telah disebutkan dan ini didukung oleh hadits berikut ini:
عَنْ سَبْرَةَ بْنِ أَبِيْ فَاكِهٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ ص يَقُوْلُ : إِنَّ الشَّيْطَـانَ قَعَدَ لِابْنِ آدَمَ بِأَطْرُقِهِ، فَقَعَدَ لَهُ بِطَرِيقِ الإِسْلَامِ، فَقَلَ : ( تُسْلِمْ وَتَذَرُ دِيْنَكَ وَدِيْنَ آبَائكَ وَآبَاءِ أَبِيْكَ؟)) فَعَصَاهُ فَأَسْلَمَ.
ثُمَّ قَعَدَ لَهُ بِطَرِيْقِ الهِجْرَةِ، فَقَالَ : (( تُهَاجِرُ وَتَدَعُ أَرْضَكَ وَسَمَاءكَ؟ وَإِنَّمَا مَثَلُ المُهَاجِرِ كَمَثَلِ الفَرَسِ فِيْ الطِّوَلِ .)) فَعَصَاهُ فَهَاجَرَ ثُمَّ قَعَدَ لَهُ بِطَرِيْقِ الجِهَادِ، فَقَالَ: (( تُجَاهِدُ فَهُوَ جَهْدُ النَّفْسِ وَالمَالِ فَتُقَاتلُ فَتُقْتُلُ فَتُنْكَحُ المَرأَةُ وَيُقْسَمُ المَالُ.)) فَعَصَاهُ فَجَاهَدَ .. فَقَال رسول الله ص : فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ – عزوجلّ- يُدْخِلَهُ الجَنَّةَ ….
Diriwayatkan dari Sabrah bin Abi Fâkih z berkata, Rasûlullâh n berkata, “Sesungguhnya syaitan duduk untuk menghalang-halangi seorang anak Adam dari berbagai jalan. Syaitan duduk menghalangi jalan untuk masuk Islam. Syaitan berkata, ‘(Apakah) kamu masuk ke dalam Islam dan kamu tinggalkan agamamu, agama bapak-bapakmu dan agama nenek moyangmu?’ Anak Adam tersebut tidak mentaatinya, kemudian dia masuk Islam. Kemudian syaitan pun menghalangi jalan untuk berhij rah dan dia berkata, ‘(Apakah) kamu akan berhij rah dan kamu meninggalkan bumi dan langitmu6 ? Sesungguhnya perumpamaan orang yang berhij rah adalah seperti kuda yang diikat dengan tali7 .’ Kemudian anak Adam tesebut tidak mentaatinya dan terus berhij rah. Kemudian syaitan duduk untuk menghalangi jalan untuk berjihad. Syaitan berkata, ‘(Apakah) kamu akan berjihad? Jihad itu adalah perjuangan dengan jiwa dan harta. Engkau berperang, dan nanti kami terbunuh, istrimu akan dinikahi (oleh orang lain) dan hartamu akan dibagi-bagi.’ Kemudian anak Adam tersebut tidak mentaatinya, kemudian terus berjihad.” Kemudian Rasûlullâh n berkata, “Barang siapa yang melakukan hal tersebut, maka Allâh berkewajiban untuk memasukkannya ke dalam surga…”8
Dengan demikian kita memahami bahwa iblis akan menggoda manusia di semua jalan yang bisa mendekatkan diri kepada Allâh سبحانه وتعالى .
Firman Allâh l :
ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ
Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.
Pada ayat ini Iblis berjanji akan mendatangi anak manusia dari seluruh penjuru. Iblis juga berjanji akan menghiasai kebatilan sehingga umat manusia terjerumus ke dalamnya. Allâh سبحانه وتعالى berfi rman di dalam al-Qur’an:
قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ ٣٩
Iblis berkata, ‘Ya Rabbku! Karena Engkau telah menghukumku tersesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (QS. Al-Hijr/15:39)
ARTI DARI MENDATANGI MEREKA DARI MUKA DAN DARI BELAKANG, DARI KANAN DAN KIRI
Para Ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan potongan ayat ini, di antara pendapat yang disebutkan adalah sebagai berikut:
- – Dari muka maksudnya adalah syaitan akan menyesatkan mereka dalam perkara akhirat mereka.
- Dari belakang maksudnya adalah syaitan akan menjadikan mereka cinta dunia.
- Dari kanan maksudnya adalah syaitan akan membuat syubhat pada perkara agama mereka.
- Dari kiri maksudnya adalah syaitan akan membuat mereka suka melakukan perbuatan maksiat. Ini adalah pendapat Ibnu ‘Abbas c yang diriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalhah darinya.
- – Dari muka maksudnya adalah dari sisi dunia mereka.
– Dari belakang maksudnya adalah urusan akhirat mereka.
– Dari kanan maksudnya adalah dari sisikebaikan-kebaikan mereka.
– Dari kiri maksudnya adalah dari sisi keburukan-keburukan mereka.
Ini juga pendapat Ibnu ‘Abbâs c yang diriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalhah dan Al-‘Aufi darinya.
- – Dari muka maksudnya adalah Iblis akan mengabarkan kepada mereka bahwa tidak ada hari kebangkitan, begitu pula surga dan neraka.
– Dari belakang maksudnya adalah urusan dunia. Iblis akan menghiasi dan mengajak mereka untuk mengejar dunia.
– Dari kanan maksudnya adalah dari sisi kebaikan-kebaikan mereka. Iblis akan menghambat mereka.
– Dari kiri maksudnya adalah Iblis akan menghias-hiasi keburukan dan kemaksiatan untuk mereka serta mengajak dan memerintahkan untuk melakukannya.
Ini pendapat Qatâdah رحمه الله yang diriwayatkan dari Sa’id bin Abi ‘Arubah darinya, begitu pula pendapat Ibrahim an-Nakha’i dan al-Hakam bin ‘Utaibah رحمه الله .
- Dari muka maksudnya adalah dimana mereka bisa melihatnya.
Dari belakang maksudnya adalah dimana mereka tidak bisa melihatnya.
Ini pendapat Mujâhid رحمه الله .
- Dan disebutkan tafsiran yang lain.9
Imam Abu Ja’far ath-Thabari رحمه الله mengatakan, “Pendapat yang lebih tepat menurutku adalah pendapat yang mengatakan bahwa arti dari ini adalah ‘Kemudian saya akan benar-benar mendatangi mereka dari segala sisi kebenaran dan kebatilan, kemudian saya akan menghalangi mereka dari kebenaran dan saya akan memperindah kebatilan untuk mereka. Hal ini dikarenakan potongan ayat ini datang setelah fi rman Allâh رحمه الله , yang artinya, ‘Maka sayabenar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus.’10
MENGAPA IBLIS TIDAK MENDATANGI DARI SEBELAH ATAS MEREKA?
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbâs z bahwa beliau رضي الله عنه berkata, “Dan Allâh tidak mengatakan ‘dan dari atas mereka,’ karena rahmat (kasih sayang) Allâh سبحانه وتعالى diturunkan dari atas mereka.’11
Firman Allâh سبحانه وتعالى :
وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ
Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.
Imam ath-Thabari رحمه الله mengatakan, “Sesungguhnya Iblis mengatakan, ‘Engkau, Wahai Rabb-ku! Tidak akan mendapatkan sebagian besar dari anak Adam yang bersyukur kepada-Mu atas kenikmatan yang telah Engkau berikan kepada mereka, seperti: pemuliaanMu terhadap bapak mereka, Adam, berupa perintah-Mu kepada para malaikat untuk bersujud kepadanya dan pengutamaan Adam dariku. …Ibnu ‘Abbâs c menyatakan bahwa arti syâkirîn (orang-orang yang bersyukur) pada ayat ini adalah muwahhidiin (orang-orang yang bertauhid).”12
BAGAIMANA IBLIS BISA MENGETAHUI HAL TERSEBUT?
Iblis tidak mengetahui hal tersebut, tetapi perkataannya tersebut dibangun di atas prasangka saja, dan ternyata seperti itulah yang terjadi.
Imam al-Baghawi رحمه الله mengatakan, “Dikatakan bahwa Iblis telah berprasangka dan ternyata benar. Allâh سبحانه وتعالى berfirman:
وَلَقَدْ صَدَّقَ عَلَيْهِمْ اِبْلِيْسُ ظَنَّهٗ فَاتَّبَعُوْهُ اِلَّا فَرِيْقًا مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ٢٠
Dan sesungguhnya Iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian orang-orang yang beriman. (QS. Saba’/34:20)
Sebagian Ulama tafsir mengatakan bahwa Iblis mengetahui hal tersebut dari Malaikat, akan tetapi, pendapat ini tidak didukung dengan dalil.13
SIAPAKAH YANG BISA SELAMAT DARI PENYESATAN YANG DILAKUKAN OLEH IBLIS?
Allâh سبحانه وتعالى berfirman di dalam surat lain yang mirip dengan ayat yang sedang kita bahas ini:
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ ٨٢ اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ ٨٣ قَالَ فَالْحَقُّۖ وَالْحَقَّ اَقُوْلُۚ ٨٤ لَاَمْلَـَٔنَّ جَهَنَّمَ مِنْكَ وَمِمَّنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ اَجْمَعِيْنَ ٨٥
Iblis menjawab, ‘Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali para hambaMu yang mukhlas di antara mereka.’ Allâh berfi rman, «Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan kebenaran itulah yang Ku-katakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya.’ (QS. Ash-Shaad/38:75-85)
Pada ayat ini, Iblis mengetahui bahwa dia tidak akan bisa menyesatkan hamba Allâh yang disifatkan dengan al-mukhlashin atau almukhlishin (dalam qira’ah lain). Jika dibaca almukhlishin, maka mereka adalah orang-orang yang mengikhlaskan (memurnikan) ketaatan dan tauhid kepada Allâh سبحانه وتعالى . Dan jika dibaca al-mukhlashin, maka mereka adalah orang-orang yang Allâh l jadikan mereka sebagai orangyang ikhlas untuk mentauhidkan Allâh.14
Allâh سبحانه وتعالى juga berfirman:
اِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطٰنٌ اِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِيْنَ ٤٢ وَاِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ ٤٣
Sesungguhnya para hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. (QS. Al-Hij r/15:42-43)
DOA AGAR DIJAGA OLEH ALLÂH سبحانه وتعالى DARI SEGALA PENJURU
Jika kita mengetahui bahwa iblis dan syaitan sebagai pengikutnya akan menggoda kita dari empat penjuru, maka sudah sepantasnya kita membiasakan diri untuk meminta perlindungan dan penjagaan dari Allâh سبحانه وتعالى agar iblis dan syaitan tidak bisa menguasai kita.
Di antara doa yang diajarkan oleh Nabi n adalah yang diriwayatkan dari Jubair bin Abi Sulaiman bin Jubair bin Muth’im رحمه الله , dia berkata, “Saya mendengar Ibnu ‘Umar c berkata, ‘Rasûlullâh n tidak pernah meninggalkan doa-doa ini ketika sore dan ketika pagi:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالعَافِيَةَ فِيْ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، اللَّهُمَّ أَسْأَلُكَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ فِيْ دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، وَاحْفَظْنِيْ مِنْ بِيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِي، وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي.
Ya Allâh! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu pengampunan dan keselamatan (afiat) di dunia dan di akhirat. Ya Allâh! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu pengampunan dan keselamatan (afi at) pada agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allâh! Tutupilah auratku (aibku), amankanlah ketakutanku dan jagalah aku dari sisi depanku, belakangku, kananku, kiriku, atasku. Dan saya berlindung kepadamu dari ditenggelamkan (di bumi) dari arah bawahku.15
Doa ini disunnahkan dibaca setiap hari di waktu pagi dan petang.
KESIMPULAN
- Iblis telah bersumpah untuk menyesatkan manusia sampai hari kiamat nanti.
- Allâh سبحانه وتعالى yang telah menjadikan Iblis sesat dan menanamkan kekufuran di dalam hatinya. Ini semua karena hikmah dan keadilan Allâh سبحانه وتعالى .
- Iblis akan menyesatkan dan menghalangi manusia agar tidak menempuh seluruh jalan kebenaran dan keselamatan. Iblis akan menjadikan kebatilan indah dalam pandangan manusia sehingga mereka terjerumus ke dalamnya.
- Akan banyak orang yang mengikuti penyesatan Iblis dan kita dianjurkan untuk meminta perlindungan dan penjagaan kepada Allâh سبحانه وتعالى dari Iblis dan pasukannya. Demikian tulisan ini. Mudah-mudahan bermanfaat dan mudah-mudahan Allâh سبحانه وتعالى melindungi kita dari seluruh penyesatan yang dilakukan oleh Iblis dan pasukannya kepada kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
- Aisarut Tafâsîr li Kalâm ‘Aliyil Kabîr wa bihâmisyihi Nahril-Khair ‘Ala Aisarit Tafâsîr. Jâbir bin Musa al-Jazâiri. 1423 H/2002. AlMadinah: Maktabah Al-‘Ulûm Wal-Hikam.
- Al-Jâmi’ Li Ahkâmil Qur’ân. Muhammad bin Ahmad Al-Qurthubi. Kairo: Daar Al-Kutub Al-Mishriyah.
- Jâmi’ul Bayân fî Ta’wîlil Qur’ân. Muhammad bin Jariir Ath-Thabari. 1420 H/2000 M. Beirut: Muassasah Ar-Risaalah.
- Ma’âlimut Tanzîl. Abu Muhammad Al-Husain bin Mas’uud Al-Baghawi. 1417 H/1997 M. Riyaadh: Daar Ath-Thaibah.
- Tafsîr al-Qur’ân al-’Azhîm. Isma’iil bin ‘Umar bin Katsiir. 1420 H/1999 M. Riyaadh: Daar Ath-Thaibah.
- Taisîr al-Karîm ar-Rahmân fi Tafsîr Kalâmil Mannân. Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Beirut: Muassasah Ar-Risaalahز
- Dan lain-lain. Sebagian besar telah tercantum di footnotes.
Footnotes:
1 Lihat Aisar at-Tafâsîr, hlm. 442
2 Lihat Tafsîr ath-Thabari, XII/332.
3 Lihat Tafsîr ath-Thabari XII/334, Tafsîr al-Baghawi III/218, Tafsîr al-Qurthubi VII/174 dan Tafsîr Ibni Katsiir III/394
4 Tafsîr al-Qurthubi, VII/175
5 Tafsîr Ibni Katsiir III/394.
6 Maksudnya adalah tempat tinggal dan kampung halamannya.
7 Maksudnya adalah hij rah akan menghalangi untuk berniaga dan kembali ke tanah asal. Dan hij rah sangat berat.
8 HR. An-Nasaai no. 3134. Hadits ini dinyatakan shahiih oleh Syaikh Al-Albani dalam ash-Shahîhah no. 2979.
9 Lihat Tafsîr ath-Thabari XII/338-341, Tafsîr al-Baghawi III/218, Tafsîr al-Qurthubi VII/176 dan Tafsîr Ibni Katsiir III/394.
10 Tafsir ath-Thabari XII/341
11 Tafsir ath-Thabari, XII/341.
12 Tafsir Ath-Thabari, XII/342.
13 Lihat Fathul-Qadiir, III/20.
14 Lihat Tafsîr al-Baghawi IV/381
15 HR. Ibnu Majah no. 3871. Hadiits ini dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Takhrîj al-Kalim ath-Thayyib, no. 27
MAJALAH AS-SUNNAH EDISI 06/THN XX/DZULHIJJAH 1437H/OKTOBER 2016M